Tulisan Minggu

Kita kembali lagi, kembali pada keringat yang deras, pikiran yang keras, dan penderitaan yang cukup luas.

Sedikit mencolong cerita, sedikit.
Di setiap Sabtu malam bapa selalu membeli makanan kesukaannya: kacang rebus
Belinya di depan Koramil 07 Cikarang Utara, belinya sepaket sama jagung. Kebiasan itu sudah kian dilakukan sejak lama Sampai saya juga ikut suka sama kacang rebus, jagung rebus, oh ya biasanya sebagai pelengkap dia minta dibikinin kopi sama ibu, untuk yang satu ini saya kurang begitu mengikuti, saya lebih memilih teh hangat. 

Kebiasaan ini menjadi semacam selimut di rumah, sebagai penghangat, kasih sayang. Di rumah kami menganut kasih sayang tanpa kata, sebatas minum, makan, dan menikmati makanan rebus² an dan minuman hangat kami sudah cukup merasa lengkap, kami sayang tapi tanpa bicara. 

Sabtu malam menjadi elemen yang ikonik, Sabtu malam menjadi buah apel yang merah mentereng nan manis.


Oh iya di rumah hal apapun kami jadikan biasa saja, apapun. 

Soal itu bapa pernah bilang, ini semacam nasihat kecil² an, kata dia "apapun yang sekarang yang kita hadapin respon dengan biasa saja, apapun". Itu katanya kalau di terjemahin ke bahasa kita hahhaha.

memang dia jarang memberi nasihat, jarang...

Cukup kita nyolong ceritanya.
Lanjut tentang Minggu, 
Saya turut senang kepada orang-orang yang  memiliki banyak perbekalan tertawa, turut sekali.

Dan saya selalu berharap agar selalu dilingkup dengan orang-orang yang selalu tertawa, lagi sedih tertawa, lagi senang tertawa, bahkan lagi tertawa pun dia tertawa. 

Mengenai Minggu saya artikan sebagai hari tertawa, karena ada beberapa hal, yang pertama hari libur, yang kedua saya bisa puas tidur yang ketiga saya bisa nangis di hari itu sambil ngelindur, dan yang terakhir karena ada beberapa teman saya yang biasa melakukan ritual di hari Minggu, seperti Misa. Saya senang dengan itu semua, maka hari Minggu adalah hari tertawa.

Saya duduk di teras mini, baca buku dan minum teh tanpa gula, jelas saya lakukan itu di hari Minggu, sepertinya jika hal ini saya lakukan di hari selain hari minggu saya tidak setenang ini baca buku, lagi-lagi Minggu. 

Tidak banyak hal yang saya senangi, sekaligus tidak banyak hal yang saya benci, maka dari itu saya lebih memilih menyimpan kesenangan dan kebencian untuk saya ekspresikan di hari Minggu, saya bisa sepuasnya membenci antagonis di novel kesukaan, saya bisa sepuasnya menyenangi protagonis sepuas mulut saya membaca, ya di hari Minggu.

Eh sisa tulisannya  nanti saja saya teruskan lagi, soalnya saya disuruh beli garam sama ibu. Wkwkw 

Posting Komentar

0 Komentar

Cari Blog Ini