Dari senin menuju Rabu.
Di setiap senin aku ingin minum ocha tanpa gula, ah tapikan memang ocha tanpa gula?
Di malam yang tanggung, waktu yang sangat pantas tuk merenung, di waktu yang dengkur siapapun mulai terdengar, terciptalah bayangan yang pekat, lebih besar dari objek yang terbayang. Kemudian kenapa harus ada cahaya jika bayangan lebih nyata?
Lalu, bagaimana hidup kita jika tanpa internet? Aku selalu memikirkan bagaimana nanti tugas-tugas mahasiswa yang belum sempat ter-submit? Dan selalu berpikir bagaimana nanti web series, podcast, acara-acara youtub, dan webinar yang belum sempat terlaksana? Lalu bagaimana nanti hari selasa tanpa kabar dari dia?
Internet cukup bermanfaat!
Soal bermanfaat
atau tidak, rasa-rasanya setiap yang mempunyai rasa akan sangat bermanfaat! Contohnya:
Nutrisari rasa blewah, oh maaf, belewah atau blewah? Ah intinya apapun itu yang
penting Nutrisari yang disajikannya dengan serbuk setengah saset. Kemudian apakah
nanti jika tidak ada internet tidak ada cahaya pula? Jika ditilik sepertinya
cahaya akan tetap ada, tapiii, begini!
Untuk apa ada cahaya jika semua manusia kesepian? Atau untuk apa terang jika
bayangan lebih indah? Atau untuk apa jawaban jika sebuah pertanyaan lebih
menyenangkan? Ataukah kita tetap perlu
jawaban? Ataukah kita tetap perlu cahaya? Ataukah kukuh kita perlu rayuan? Atau
aku jangan pernah tulis kata ‘atau’ agar tidak pernah ada sambungan dari
tulisan ini? Atau apakah kata ‘atau’ bukan kata sambung? Terserah aku tetap
mencintai bayangan di kamar kumuh-ku
Ngomong-ngomong soal kebermanfaatan, otak ini selalu mengaitkan diksi bermanfaat dengan pernyataannya Descartes, “Cogito ergo sum”. Opini ku soal berpikir terlalu dasar dan tidak berakar, maka itu aku selalu mengaitkannya dengan itu, setiap kali kita berpikir maka saat itu juga lahirnya kebermanfaatan, dan tidak bisa dipungkiri bahwa setiap kebermanfaatan akan timbul dari buah pikiran, contoh: inisiasi komunitas amal atau suatu kelompok tertentu untuk mendonasikan sebagian hartanya untuk anak yatim adalah tanda bahwa terkoneksinya ide dan pelaksanaan, memang beberapa kali kita katakan bahwa sifat pemikiran adalah dinamis tapi untuk mengeksekusi dari pikiran tersebut kita pribadi harus mempunyai komitmen yang harmonis atau konsisten, satu pikiran akan mengerahkan beberapa eskalasi. Bahwa kenyataan-kenyataan yang kerap datang dan pergi-pun terjadi karena imajinasi dan ilustrasi dari keberpihakan kita pada berpikir, kemudian dari berpikirlah kemungkinan-kemungkinan akan timbul, entah kemungkinan akan gagal atau sebaliknya kemungkinan berhasil.
Pada dasarnya hari hanyalah hari yang tidak bisa kita romantisasi, bahkan hari yang baik adalah hari ketika kita sibuk mencintai hari itu sampai kita lupa bahwa yang kita sedang jalani hari apa?
Tapi ini untuk-ku saja, aku senang setiap hari rabu datang, pun aku sering menghantarkan rabu pulang, aku senang ketika berpisah dengannya, lalu menyambutnya di-minggu depan, aku suka hari rabu!
Ketika selasa datang aku selalu menitip salam padanya, dan ketika rabu pulang aku selalu menitip surat pada jum’at, dan juma’at bosan dengan suratku yang isinya hanya “semoga kita dihiasi jumpa”.
0 Komentar