Tentang hari Kamis

Beranjak dari kasur, timbul rasa malas dari kedipan pertama di siang hari, tapi hari ini rasanya saya kesiangan, karena terlihat pohon sudah laris tertiup angin kencang, matahari sudah tertawa geli teriknya sangat lihai, ayam sudah enggan berkokok lantaran lelah pada harapan. 
Sedikit bercerita, tadi saya bermimpi tidak bermimpi apa-apa, sedikit aneh tapi ya memang itu adanya. Mungkin cukup cerita saya yang sedikit itu. Beranjak dari kasur saya memeriksa apakah masih ada cita² yang menggantung di atap sana, ok ternyata hanya luapan air mata sahaja, satu sampai dua detik aku memutar otak, agar aku bisa berpikir bahwa kenapa harus menangis terhadap hal itu, aku berpikir keras agar alasan itu logis di mata kaki, sepersekian detik aku baru memnukan jawabannya, ternyata jawabannya tak ada. Kasiha sekali air itu jatuh sia-sia pada manusia sialan seperti dia, UPS.


Sore hari aku lari di lapang luas, memang tempat itu fasilitas umum untuk berolahraga, aku melihat ada yang bermain bola, latihan atletik, minum air dingin, menari sana sini, mengobrol, bermain bulu tangkis, beberapa hanya itu yang saya lihat dengan jelas. Agaknya tempat ini peluapan rasa setres dan lelah ya? Maaf kenapa saya harus bertanya ya, padahal memang itu fakta yang ada. 

Setelah dua jam suntuk saya dilapang, berjalan lalu berlari-berlari lalu berjalan seperti itu siklusnya sampai saya merasa lelah;saya beranjak keluar lalu mengambil minum, ternyata saya menjadi salah satu orang yang saya perhatikan tadi "minum". 

Setalah itu saya mandi, solat magrib, makan, rebahan, males² an, jurnaling, kemudian tak tahu harus apa, yang pasti nanti saya mau jadi petani, guru bahasa indonesia, pemilik toko buku, toko buah, mempunyai yayasan pendidikan, titik pokokny itu harus kesampaian, itu bukan cita² sialan, itu harapan.

Posting Komentar

0 Komentar

Cari Blog Ini